Labuhanbatukab
L A B U H A N B A T U

Website Resmi Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu

Setelah Proklamasi

Kekalahan jepang pada perang asia timur raya, yaitu jepang menyerah pada sekutu tanggal 15 agustus 1945, telah memberikan kesempatan kepada bangsa indonesia untuk merdeka sebagai bangsa yang berdaulat.

Demikianlah maka pada tanggal 17 agustus 1945, kemerdekaan republik indonesia diproklamirkan oleh soekarno – hatta atas nama bangsa indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 agustus 1945, undang – undang dasar 1945 ditetapkan oleh panitia persiapan kemerdekaan indonesia (ppki) sebagai undang – undang dasar negara republik indonesia.

 

Zaman Penjajahan Belanda


Secara pasti tidak diketahui kapan belanda masuk ke labuhanbatu. Dari berbagai keterangan yang dihimpun menyatakan bahwa belanda masuk ke labuhanbatu berkisar tahun 1825, namun ada pula keterangan yang mengatakan bahwa kedatangan belanda ke labuhanbatu adalah setelah selesai perang paderi (berkisar tahun 1831).
Pada tahun 1862, kesatuan angkatan laut belanda dibawah pimpinan “bevel hebee” datang kekampung labuhanbatu (di hulu kota labuhan bilik sekarang) melalui sungai barumun, di kampung labuhanbatu tersebut belanda membuat tempat pendaratan dari batu beton, lama kelamaan tempat pendaratan tersebut berkembang menjadi tempat pendaratan / persinggahan kapal – kapal, yang kemudian menjadi sebuah kampung (desa) yang lebih besar dan namanya disebut “pelabuhan batu”. Akhirnya nama pelabuhan batu ini dipersingkat sebutannya menjadi “labuhanbatu”. Kemudian nama itu melekat dan ditetapkan menjadi nama wilayah kabupaten labuhanbatu.

 

Zaman Penjajahan Jepang


Pada tahun 1942 tentara dai nippon (jepang) menduduki seluruh wilayah indonesia. Selanjutnya pada tanggal 3 maret 1942 tentara jepang mendarat di perupuk (tanjung tiram), dari perupuk sebahagian tentara jepang tersebut melanjutkan gerakan untuk merebut kota tebing tinggi dan selanjutnya kota medan. Kemudian sebahagian lagi bergerak ke wilayah tanjung balai yang pada saat itu sebagai pusat pemerintahan afdeling asahan. Selanjutnya dari asahan (tanjung balai) menuju wilayah labuhanbatu untuk merebut kota rantauprapat.

 

Sebelum Zaman Penjajahan Belanda


Sistem pemerintahan kabupaten labuhanbatu sebelum penjajahan belanda adalah bersifat monarkhi. Kepala pemerintahan disebut sultan atau raja yang dibantu oleh seorang yang bergelar bendahara paduka seri maharaja yang bertugas sebagai kepala pemerintahan sehari – hari (semacam perdana menteri).
Selanjutnya di bawah bendahara paduka seri maharaja ada tumenggung yang menjadi jaksa merangkap kepala polisi, kemudian ada laksamana yaitu panglima angkatan laut / panglima perang. Dibawah laksamana ada hulu balang yaitu panglima angkatan darat, kemudian ada pula bentara kanan yang bertugas sebagai ajudan sultan dan bentara kiri yang menjadi penghulu istana dan penghulu bangsawan.